Taman Hutan Raya Bukit Soeharto Oase Hijau di Ibu Kota Nusantara
Taman Hutan Raya Bukit Soeharto, yang terletak di Kabupaten Kutai Kartanegara dan Kabupaten Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur, adalah salah satu kawasan konservasi yang paling penting di Indonesia.
Dengan luas sekitar 61.850 hektare, taman ini tidak hanya berfungsi sebagai paru-paru hijau bagi wilayah sekitarnya, tetapi juga sebagai pusat edukasi, penelitian, dan rekreasi. Seiring dengan pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN), Taman Hutan Raya Bukit Soeharto akan memainkan peran kunci dalam menjaga keseimbangan ekosistem dan menyediakan ruang hijau bagi penduduk baru. Berikut IKN CENTER INDONESIA akan membahas sampai tuntas tentang Taman Hutan Raya Bukit Soeharto Oase Hijau.
Sejarah dan Latar Belakang
Taman Hutan Raya Bukit Soeharto awalnya ditetapkan sebagai Taman Wisata Alam pada tahun 1991 melalui Keputusan Menteri Kehutanan No. 270/Kpts-II/1991. Pada tahun 2004, statusnya diubah menjadi Taman Hutan Raya melalui Keputusan Menteri Kehutanan Nomor SK.419/Menhut-II/2004. Tujuan utama dari penetapan ini adalah untuk melindungi dan melestarikan keanekaragaman hayati di kawasan tersebut, serta menyediakan tempat untuk penelitian, pendidikan, dan rekreasi.
Kawasan ini memiliki ekosistem yang beragam, termasuk hutan campuran Dipterocarpaceae dataran rendah, hutan kerangas, hutan pantai, semak belukar, dan alang-alang. Flora yang ada di taman ini meliputi berbagai jenis tanaman seperti Acasia (Acasia mangium), Sengon (Albasia sp.), Mahoni (Swietenia mahagoni spp), dan flora asli yang didominasi jenis Meranti (Shorea sp.). Selain itu, terdapat juga flora yang dilindungi seperti Ulin (Eusideraxylon zwageri), Kayu arang (Diospyros sp.), dan Kempas (Koompassia malaccensis).
Baca Juga: Pemindahan Ibu Kota Negara, Akankah Monas di Jakarta Terbengkalai?
Keanekaragaman Fauna Taman Hutan Raya
Taman Hutan Raya Bukit Soeharto juga menjadi rumah bagi berbagai jenis fauna yang dilindungi. Beberapa di antaranya adalah orangutan (Pongo pygmaeus), beruang madu (Helarctos malayanus), macan dahan (Neofelis nebulosa), dan owa-owa (Hylobates muelleri). Selain itu, terdapat juga berbagai jenis burung seperti burung enggang (Buceros rhinoceros) dan kuau besar (Lophura sp.). Keberadaan fauna ini menjadikan taman ini sebagai salah satu pusat konservasi yang penting di Indonesia.
Pusat Reintroduksi dan Rehabilitasi Orangutan Wanariset Samboja adalah salah satu fasilitas yang ada di taman ini. Fasilitas ini berfungsi untuk merawat dan mengembalikan orangutan ke habitat aslinya. Program ini tidak hanya penting untuk konservasi orangutan, tetapi juga untuk edukasi masyarakat tentang pentingnya menjaga kelestarian satwa liar.
Peran dalam Pembangunan IKN
Dengan ditetapkannya Kalimantan Timur sebagai lokasi Ibu Kota Nusantara, Taman Hutan Raya Bukit Soeharto akan memainkan peran yang semakin penting. Pemerintah berkomitmen untuk menjaga dan mengembalikan fungsi hutan di area ini. Salah satu langkah yang diambil adalah merehabilitasi hutan yang rusak dan memperbaiki ekosistem yang ada. Tujuannya adalah untuk memastikan bahwa pembangunan IKN tidak merusak lingkungan, tetapi justru mendukung keberlanjutan ekosistem.
Deputi Bidang Pengembangan Regional Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas), Rudy Prawiradinata, menyatakan bahwa 75 persen dari luas keseluruhan 265.000 hektare area IKN akan dijadikan kawasan terbuka hijau. Ini termasuk Taman Hutan Raya Bukit Soeharto, yang akan dijaga dan dilestarikan sebagai bagian dari upaya untuk menciptakan kota yang ramah lingkungan dan berkelanjutan.
Fasilitas dan Aktivitas Taman Hutan Raya
Taman Hutan Raya Bukit Soeharto menawarkan berbagai fasilitas dan aktivitas untuk pengunjung. Selain pusat rehabilitasi orangutan, taman ini juga memiliki jalur trekking, area piknik, dan tempat berkemah. Pengunjung dapat menikmati keindahan alam sambil belajar tentang keanekaragaman hayati dan pentingnya konservasi. Taman ini juga sering digunakan sebagai lokasi penelitian oleh mahasiswa dan peneliti dari berbagai universitas.
Hutan Pendidikan Universitas Mulawarman adalah salah satu fasilitas edukasi yang ada di taman ini. Fasilitas ini berfungsi sebagai tempat untuk penelitian dan pendidikan tentang ekosistem hutan tropis. Mahasiswa dan peneliti dapat mempelajari berbagai aspek ekologi dan konservasi di sini, serta berkontribusi dalam upaya pelestarian lingkungan.
Tantangan dan Upaya Pelestarian
Meskipun memiliki potensi besar, Taman Hutan Raya Bukit Soeharto juga menghadapi berbagai tantangan. Salah satunya adalah ancaman dari aktivitas ilegal seperti penebangan liar dan perburuan satwa. Selain itu, perubahan iklim dan kerusakan lingkungan juga menjadi ancaman serius bagi kelestarian taman ini. Oleh karena itu, diperlukan upaya yang berkelanjutan untuk menjaga dan melestarikan kawasan ini.
Pemerintah dan berbagai organisasi non-pemerintah telah melakukan berbagai upaya untuk mengatasi tantangan ini. Program rehabilitasi hutan, patroli rutin untuk mencegah aktivitas ilegal, dan edukasi masyarakat tentang pentingnya konservasi adalah beberapa langkah yang telah diambil. Selain itu, kerjasama dengan komunitas lokal juga sangat penting untuk memastikan bahwa upaya pelestarian dapat berjalan dengan efektif.
Harapan untuk Masa Depan
Dengan berbagai upaya yang telah dan akan dilakukan, diharapkan Taman Hutan Raya Bukit Soeharto dapat terus berfungsi sebagai kawasan konservasi yang penting di Indonesia. Peran taman ini dalam mendukung pembangunan IKN juga sangat krusial, terutama dalam menjaga keseimbangan ekosistem dan menyediakan ruang hijau bagi penduduk baru. Dengan komitmen yang kuat dari pemerintah dan dukungan dari masyarakat. Taman Hutan Raya Bukit Soeharto dapat menjadi contoh sukses dari upaya pelestarian lingkungan yang berkelanjutan.
Taman Hutan Raya Bukit Soeharto adalah salah satu aset berharga bagi Indonesia. Keindahan alamnya, keanekaragaman hayatinya, dan perannya dalam mendukung pembangunan berkelanjutan menjadikannya sebagai salah satu kawasan konservasi yang paling penting di negara ini. Semoga upaya pelestarian yang dilakukan dapat terus berjalan dengan baik, sehingga generasi mendatang dapat terus menikmati keindahan dan manfaat dari taman ini.
Kesimpulan
Taman Hutan Raya Bukit Soeharto, yang terletak di antara Kabupaten Kutai Kartanegara dan Penajam Paser Utara di Kalimantan Timur, merupakan salah satu kawasan hijau yang penting dalam rencana pembangunan Ibu Kota Nusantara. Dengan luas mencapai 61.850 hektar, kawasan ini awalnya ditetapkan sebagai hutan konservasi oleh Presiden Soeharto pada tahun 1991 . Dalam upaya menciptakan ibu kota yang ramah lingkungan dan berkelanjutan, pemerintah Indonesia berencana untuk mengintegrasikan Bukit Soeharto sebagai bagian dari kawasan inti Ibu Kota Nusantara. Kawasan ini akan dikembangkan dan dikelola secara terpadu untuk menjadi penyangga sekaligus kawasan konservasi keanekaragaman hayati.
Dengan konsep “living with nature,” Taman Hutan Raya Bukit Soeharto diharapkan dapat mengurangi jejak lingkungan dan mempertahankan ruang terbuka hijau yang signifikan. Pemerintah menargetkan bahwa 75 persen dari luas keseluruhan 256.142 hektar. Ibu Kota Nusantara akan menjadi kawasan terbuka hijau, termasuk Bukit Soeharto. Selain itu, kawasan ini juga akan dilengkapi dengan fasilitas modern yang mendukung gaya hidup berkelanjutan. Seperti energi terbarukan dan co-working space. Dengan demikian, Bukit Soeharto tidak hanya berfungsi sebagai paru-paru kota. Tetapi juga sebagai contoh kota hijau yang dapat menjadi tren bagi kota-kota lain di masa depan. Ketahui juga tentang berita-berita yang ada di indonesia hanya dengan klik link berikut keppoo.id.