Mengungkap Peran Hashim Dalam Menciptakan Pulau Suaka Orangutan
Hashim Djojohadikusumo, Ketua Yayasan Arsari Djojohadikusumo, memainkan peran dalam menciptakan Pulau Suaka Orangutan di Pulau Kelawasan.
Proyek ambisius ini melibatkan berbagai pihak, termasuk Otorita Ibu Kota Nusantara (IKN), Kementerian Kehutanan, dan Yayasan Arsari Djojohadikusumo (YAD). Namun, di balik keberhasilan proyek ini, sosok Hashim Djojohadikusumo, Ketua Yayasan Arsari Djojohadikusumo, memegang peranan kunci sebagai penggerak utama. Dalam artikel IKN CENTER INDONESIA ini, kita akan mengungkap bagaimana Hashim Djojohadikusumo memberikan kontribusi besar terhadap pembangunan Pulau Suaka Orangutan yang bertujuan untuk melestarikan spesies yang terancam punah ini.
Latar Belakang Pembangunan Pulau Suaka Orangutan
Pembangunan Pulau Suaka Orangutan ini berawal dari keprihatinan terhadap nasib orangutan dewasa yang tidak bisa lagi dilepasliarkan ke alam liar. Orangutan yang sudah terlalu lama hidup dalam penangkaran atau yang mengalami trauma sering kali kesulitan bertahan hidup di alam bebas.
Mereka tidak mampu mencari makan dengan efektif, sehingga akan kesulitan untuk bertahan hidup jika dipaksa kembali ke hutan. Hal inilah yang mendorong Hashim Djojohadikusumo untuk memulai proyek pembangunan Pulau Suaka Orangutan di Pulau Kelawasan.
Pulau seluas 14 hektar ini kini menjadi kawasan lindung, dan akan menjadi rumah bagi orangutan jantan dominan berpipi lebar yang tidak dapat kembali ke habitat asli mereka. Dengan memanfaatkan kawasan alam yang terbuka, Pulau Suaka Orangutan memberikan lingkungan yang nyaman dan aman bagi orangutan dewasa yang kesulitan bertahan hidup di luar penangkaran.
Peran Hashim Djojohadikusumo Dalam Inisiatif Lingkungan
Sebagai Ketua Yayasan Arsari Djojohadikusumo, Hashim Djojohadikusumo menjadi penggerak utama dalam pengembangan proyek ini. Menurut Hashim, ide pembangunan Pulau Suaka Orangutan muncul dari keprihatinannya terhadap kondisi orangutan yang sudah terlalu lama hidup di penangkaran atau yang sudah tidak memiliki kemampuan bertahan hidup di alam liar.
“Banyak orangutan dewasa yang kalau dilepasliarkan pasti mati karena cari makannya susah. Kita carikan tempat lingkungan yang nyaman bagi orangutan dewasa di alam yang terbuka, maka kita pilih Pulau Kelawasan,” ujar Hashim.
Hashim melihat bahwa orangutan yang sudah kehilangan kemampuan untuk bertahan hidup harus mendapatkan perlindungan yang maksimal. Oleh karena itu, ia dan Yayasan Arsari Djojohadikusumo berinisiatif untuk membangun tempat yang sesuai dengan kebutuhan orangutan dewasa, di mana mereka bisa hidup secara lebih alami tetapi tetap dalam pengawasan.
Baca Juga: Polda Kaltim Lakukan Penyelidikan Soal Tambang Ilegal Unmul di Lempake
Kolaborasi Otorita IKN dan Kementerian Kehutanan
Proyek Pulau Suaka Orangutan ini tidak dapat terwujud tanpa adanya kolaborasi antara berbagai pihak. Yayasan Arsari Djojohadikusumo bekerja sama dengan Otorita Ibu Kota Nusantara (IKN) dan Kementerian Kehutanan untuk mewujudkan proyek ambisius ini. Pada acara syukuran pembangunan suaka yang diadakan pada 9 April 2025, Kepala Otorita IKN Basuki Hadimuljono mengapresiasi inisiatif lingkungan yang dilakukan oleh Yayasan Arsari Djojohadikusumo.
Basuki menyampaikan rasa terima kasih atas kerja sama yang terjalin dan berharap agar proyek ini dapat terus dilanjutkan dengan lebih baik. Kerja sama antara yayasan, otorita IKN, dan kementerian merupakan langkah penting dalam mendukung kelestarian alam dan spesies yang terancam punah seperti orangutan. Kolaborasi ini tidak hanya bermanfaat bagi pelestarian orangutan, tetapi juga memberikan dampak positif bagi lingkungan secara keseluruhan.
Pulau Kelawasan Tempat Orangutan Dewasa
Pulau Kelawasan dipilih sebagai lokasi Pulau Suaka Orangutan karena karakteristik alamnya yang sesuai dengan kebutuhan orangutan dewasa. Namun Pulau ini memiliki luas 14 hektar dan status kawasan lindung yang menjamin kelangsungan hidup orangutan yang ditempatkan di sana. Di Pulau Kelawasan, orangutan dapat hidup di lingkungan alami yang lebih terbuka, tetapi tetap dilindungi dan dipantau.
Faktor utama yang membuat Pulau Kelawasan cocok untuk suaka orangutan adalah keberadaan sumber daya alam yang melimpah, seperti pohon-pohon besar dan tanaman yang dapat menjadi tempat berteduh serta sumber makanan bagi orangutan. Selain itu, pulau ini juga memiliki ekosistem yang mendukung kelangsungan hidup orangutan tanpa mengganggu keseimbangan alam yang ada di sekitar.
Harapan untuk Masa Depan Orangutan di Indonesia
Pembangunan Pulau Suaka Orangutan ini merupakan langkah besar dalam upaya pelestarian orangutan di Indonesia. Yang dikenal sebagai rumah bagi dua spesies orangutan, yaitu orangutan Sumatera dan orangutan Kalimantan. Dengan proyek ini, Hashim Djojohadikusumo berharap dapat memberikan perlindungan bagi orangutan dewasa yang tidak bisa lagi bertahan hidup di alam liar.
Ke depan, diharapkan Pulau Suaka Orangutan di Pulau Kelawasan akan menjadi contoh keberhasilan konservasi spesies yang terancam punah. Selain itu, proyek ini juga dapat meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya pelestarian satwa liar dan ekosistem alami Indonesia. Dengan melibatkan berbagai pihak, termasuk pemerintah dan organisasi lingkungan. Hashim Djojohadikusumo berharap bahwa upaya ini akan memberikan dampak positif yang lebih luas bagi dunia konservasi.
Kesimpulan
Peran Hashim Djojohadikusumo dalam menciptakan Pulau Suaka Orangutan di Pulau Kelawasan menunjukkan komitmennya terhadap pelestarian alam dan perlindungan satwa liar. Melalui yayasan yang dipimpinnya, ia berhasil mewujudkan proyek yang tidak hanya memberikan perlindungan bagi orangutan dewasa yang kesulitan bertahan hidup.
Tetapi juga menjadi contoh bagi upaya konservasi lainnya di Indonesia. Dengan dukungan berbagai pihak, Pulau Suaka Orangutan diharapkan dapat memberikan harapan baru bagi kelestarian orangutan di masa depan.
Sumber Informasi Gambar:
- Gambar Pertama dari viva.co.id
- Gambar Kedua dari ikn.kompas.com