PT Hutama Karya (Persero) mengungkap bahwa ada 3 kendala besar yang menghambat dalam progres pembangunan proyek IKN.
Tantangan tersebut meliputi curah hujan tinggi yang dapat menunda pekerjaan, kondisi geoteknik beragam mulai dari tanah lempung hingga rawa yang memerlukan pendekatan rekayasa khusus, serta dinamika penyesuaian anggaran yang menuntut kedisiplinan perencanaan keuangan.
Menghadapi kompleksitas ini, Hutama Karya mengandalkan teknologi seperti Building Information Modeling (BIM) dan mmGPS untuk memastikan kelancaran pembangunan. Dibawah ini anda bisa melihat berbagai informasi menarik lainnya seputaran IKN CENTER INDONESIA.
Hambatan Iklim yang Memengaruhi Konstruksi
Lokasi IKN di Kalimantan Timur memiliki curah hujan yang cukup tinggi. Kondisi iklim ini secara signifikan memengaruhi proses konstruksi, terutama pekerjaan pengaspalan jalan dan pekerjaan struktural lainnya yang memerlukan cuaca kering untuk hasil yang optimal. Curah hujan yang ekstrem tidak hanya dapat menyebabkan penundaan jadwal proyek, tetapi juga meningkatkan risiko kerusakan material di lapangan.
Hutama Karya mengatasi tantangan ini dengan menerapkan teknologi seperti mmGPS untuk memastikan presisi dalam pekerjaan pengaspalan, khususnya pada proyek Jalan Tol IKN Segmen 3A Karangjoang-KKT Kariangau yang telah rampung 100 persen. Teknologi ini berperan penting dalam mengurangi dampak buruk cuaca dan mempercepat pelaksanaan proyek.
Kondisi Geoteknik yang Beragam
Kondisi geoteknik di IKN sangat bervariasi, mulai dari tanah lunak hingga tanah rawa. Keberagaman ini menyulitkan pembangunan infrastruktur vital seperti jalan tol, gedung, dan bendungan. Tantangan serupa pernah dihadapi Hutama Karya dalam proyek Jalan Tol Trans Sumatera (JTTS), di mana anomali tanah dan kontur ekstrem juga menjadi hambatan.
Untuk mengatasi masalah ini, Hutama Karya menggunakan Building Information Modeling (BIM) untuk mengintegrasikan desain dan perencanaan proyek, guna memastikan efisiensi dan akurasi. Dalam proyek pembangunan Jalan Peningkatan Kinerja Jalan Lingkar Sepaku Segmen F di Kawasan Inti Pusat Pemerintahan (KIPP) 1B, yang memiliki timbunan tanah setinggi 10 hingga 12 meter, perusahaan ini akan menggunakan teknologi khusus, termasuk stabilisator geotekstil, untuk memastikan timbunan tetap stabil dan tidak longsor.
Baca Juga: Raffi Ahmad Udah Coba EHang, Bagaimana Nasib Taksi Terbang di IKN?
Manajemen Keuangan yang Cermat
Ketersediaan anggaran adalah faktor krusial dalam proyek berskala besar seperti IKN. Penyesuaian anggaran sering kali diperlukan untuk mengakomodasi biaya tak terduga, seperti pembebasan lahan atau peningkatan harga material. Hal ini menuntut manajemen keuangan yang cermat agar proyek tetap berjalan tanpa mengorbankan kualitas.
Untuk mengatasi tantangan terkait pembebasan lahan dan penyesuaian anggaran. Hutama Karya berkoordinasi aktif dengan Kementerian Pekerjaan Umum, Otorita IKN, dan masyarakat setempat.
Strategi ini terbukti berhasil dalam mempercepat proyek-proyek penting seperti Rumah Susun ASN 2 (progres 94 persen) dan Gedung Kemenko 2 (100 persen tuntas), yang menjadi prioritas untuk mendukung pemindahan ASN ke IKN pada tahun 2025.
Progres Signifikan dan Pemanfaatan Sumber Daya
Hingga pekan kedua Juni 2025, Hutama Karya mencatatkan kemajuan signifikan pada 12 proyek IKN. Sebagai contoh, proyek Masjid Negara IKN telah mencapai progres 69 persen per pekan kedua Juni 2025, dengan desain unik berupa kubah menyerupai sorban. Selain itu, proyek Jalan Tol IKN Segmen 3A Karangjoang-KKT Kariangau telah tuntas 100 persen.
Hutama Karya juga berfokus pada optimalisasi sumber daya manusia dengan melibatkan tenaga kerja lokal dan mengadakan pelatihan seperti Sekolah Site Operation Manager (SOM) serta kursus singkat untuk meningkatkan keterampilan teknis, manajerial, dan kepemimpinan. Program ini, yang sebelumnya terbukti efektif di proyek JTTS, kini diterapkan di IKN untuk memastikan kualitas dan ketepatan waktu.
Komitmen Jangka Panjang dan Visi Kota Dunia
Adjib Al Hakim menegaskan bahwa infrastruktur yang dibangun Hutama Karya di IKN tidak hanya bertujuan menyelesaikan proyek fisik. Tetapi juga memberikan manfaat jangka panjang bagi masyarakat. Jalan tol akan meningkatkan konektivitas, rumah sakit berstandar internasional mendukung kesehatan. Bandara VVIP memfasilitasi mobilitas global, dan Masjid Negara menjadi simbol budaya dan spiritual.
Dengan dukungan teknologi dan strategi percepatan, Hutama Karya optimistis seluruh proyek akan selesai tepat waktu dan tepat mutu. Sejalan dengan visi Presiden Prabowo Subianto untuk menjadikan IKN sebagai kota dunia untuk semua. Proyek baru senilai Rp603,8 miliar untuk Peningkatan Kinerja Jalan Lingkar Sepaku Segmen F di KIPP 1B juga diharapkan dapat menciptakan ratusan lapangan kerja.
Sejalan dengan program Asta Cita untuk menghasilkan lapangan kerja bagi masyarakat Indonesia. Hutama Karya juga berkomitmen untuk melaksanakan program kemitraan komunitas, termasuk memberdayakan layanan katering lokal untuk pekerja dan staf.
Kesimpulan
Pembangunan IKN adalah proyek monumental yang melibatkan tantangan besar. Termasuk kondisi iklim dan geoteknik yang sulit serta kebutuhan manajemen anggaran yang adaptif. Hutama Karya menunjukkan komitmen dan inovasi dalam mengatasi hambatan ini melalui penerapan teknologi canggih seperti BIM dan mmGPS. Serta strategi pengelolaan sumber daya manusia yang efektif.
Progres signifikan yang telah dicapai pada berbagai proyek IKN menegaskan dedikasi Hutama Karya untuk mewujudkan visi IKN sebagai kota dunia yang berkelanjutan. Yang tidak hanya berfokus pada pembangunan fisik, tetapi juga pada manfaat jangka panjang bagi masyarakat Indonesia.
Simak dan ikuti terus jangan sampai ketinggalan informasi terlengkap tentang 3 Kendala Besar Proyek IKN hanya di IKN CENTER INDONESIA.
Sumber Informasi Gambar:
- Gambar Pertama dari ikn.kompas.com
- Gambar Kedua dari industri.kontan.co.id