Perjalanan Kereta Tanpa Rel di IKN dan Pengembaliannya ke China

bagikan

Kereta tanpa rel atau Autonomous Rail Transit (ART) yang sempat diuji coba di Ibu Kota Nusantara (IKN) akhirnya dikembalikan ke China setelah dinilai belum dapat berfungsi dengan baik.

Kereta Tanpa Rel di IKN

Keputusan ini menandai berakhirnya perjalanan teknologi transportasi baru tersebut di IKN, yang sempat menjadi harapan inovasi transportasi masa depan di kawasan ibu kota baru Indonesia. Di bawah ini IKN CENTER INDONESIA akan membahas perjalanan kereta tanpa rel di IKN hingga akhirnya dikembalikan ke China setelah evaluasi dan uji coba.

tebak skor hadiah pulsa  

Awal Kedatangan dan Uji Coba Kereta Tanpa Rel di IKN

Kereta tanpa rel ART ini pertama kali datang dan mulai diuji coba di IKN pada Agustus 2024. Teknologi ini merupakan hasil kerja sama antara Otorita Ibu Kota Nusantara (OIKN) dan perusahaan manufaktur China, CRRC Qingdao Sifang, melalui kontrak yang juga melibatkan Norinco International Cooperation Ltd.

Uji coba tersebut bertujuan untuk menguji kelayakan dan keandalan sistem transportasi otonom di lingkungan ibu kota yang tengah dibangun. Konsep ART sebagai kendaraan tanpa rel dirancang untuk menjadi solusi transportasi fleksibel dengan teknologi otonom.

Teknologi ini diharapkan dapat melayani mobilitas penduduk IKN dengan efisien tanpa memerlukan infrastruktur rel konvensional. Namun, selama masa uji coba, evaluasi menunjukkan bahwa sistem kendali otonom ART belum memenuhi standar operasional yang diharapkan.

Evaluasi dan Hasil Penilaian Uji Coba

Hasil penilaian dan evaluasi dari Proof of Concept (PoC) yang dilakukan oleh OIKN bersama lintas kementerian dan lembaga pada November 2024 mengungkap bahwa kereta tanpa rel ART belum mampu berfungsi dengan baik. Sistem autonomous yang menjadi fitur utama tidak berjalan optimal, sehingga kereta tersebut belum layak dijadikan moda transportasi utama di IKN.

Deputi bidang Transformasi Hijau dan Digital OIKN, Mohammed Ali Berawi, menjelaskan bahwa berdasarkan hasil evaluasi, sistem kontrol otonom mengalami kendala signifikan yang menghambat operasional kereta secara efektif. Evaluasi ini menjadi dasar bagi keputusan pengembalian kereta ART ke China agar pihak penyedia dapat memperbaiki dan menyempurnakan teknologi tersebut.

Selanjutnya, Otorita IKN menyatakan akan menindaklanjuti rekomendasi evaluasi dengan meminta penyempurnaan pada perusahaan penyedia, Norinco dan CRRC Qingdao Sifang, sebagaimana diatur dalam perjanjian MoU untuk Proof of Concept.

Keputusan ini juga mempertimbangkan instruksi Presiden Nomor 2 Tahun 2024 tentang percepatan uji coba dan unjuk kerja teknologi transportasi di IKN.

Baca Juga:

Proses Pengembalian ke China

Kereta Tanpa Rel di IKN

Pada Kamis, 1 Mei 2025, rangkaian ART dikembalikan ke China oleh perusahaan manufaktur penyedia CRRC Qingdao Sifang. Unit ini tiba di Pelabuhan Semayang, Balikpapan, dan diberangkatkan ke China menggunakan kapal pada malam harinya.

Proses pengembalian menandai selesainya masa uji coba resmi serta berakhirnya kerja sama sementara antara Otorita IKN dengan perusahaan manufaktur tersebut. Staf Khusus Kepala Otorita IKN Bidang Komunikasi Publik, Troy Pantouw, membenarkan bahwa pengembalian dilakukan karena kereta tidak memenuhi kriteria kelayakan operasional.

Hingga saat ini, belum ada rencana untuk mengganti unit ART dengan model baru maupun memperpanjang kerja sama dengan perusahaan China yang sama. Pihak OIKN saat ini fokus mengevaluasi hasil PoC dan mempertimbangkan opsi pengembangan transportasi lain yang lebih sesuai dengan kebutuhan IKN.

Respons dan Pandangan dari Kementerian Perhubungan

Menanggapi kabar pengembalian ART ke China, Kementerian Perhubungan memastikan bahwa teknologi kereta otonom ini tidak sepenuhnya ditinggalkan. Direktur Jenderal Perkeretaapian Kemenhub, Mohamad Risal Wasal, menegaskan bahwa meskipun ART dikembalikan setelah evaluasi, pemerintah masih membutuhkan teknologi tersebut.

Pengembalian ini bukan penolakan total, melainkan langkah untuk meminta perbaikan dan adaptasi agar sesuai dengan kondisi di IKN. Kemenhub berharap teknologi ART bisa disempurnakan dan dikembangkan lebih lanjut. Selain itu, Kementerian Perhubungan juga berencana melanjutkan showcase dan uji coba transportasi otonom pada November-Desember 2025.

Hal ini merupakan bagian dari upaya untuk mengintegrasikan teknologi canggih ke dalam sistem transportasi nasional.

Tantangan dan Harapan ke Depan

Pengujian dan pengembalian kereta tanpa rel ART memberikan pelajaran berharga bagi pengembangan teknologi transportasi cerdas di Indonesia. Tantangan utama yang dihadapi termasuk kesesuaian teknologi dengan kondisi lingkungan lokal dan kesiapan infrastruktur pendukung. Uji validasi sistem kontrol otonom yang kompleks juga menjadi salah satu hambatan penting.

Meski demikian, evaluasi dan tindak lanjut yang dilakukan menunjukkan komitmen pemerintah dan Otorita IKN untuk mengejar teknologi yang handal dan aman. Kesiapan teknologi otonom yang matang menjadi kunci sukses untuk menghadirkan solusi transportasi yang modern dan berkelanjutan.

Selain teknologi otonom, opsi pengembangan moda transportasi konvensional atau hybrid masih terbuka untuk dieksplorasi. Kolaborasi dengan penyedia teknologi yang bisa menyesuaikan produk dengan kebutuhan IKN juga menjadi fokus. Pemerintah tengah mengkaji langkah-langkah strategis untuk membangun ekosistem transportasi yang efisien dan inklusif.

Tujuan utama adalah mendukung kemajuan ibu kota baru sesuai dengan visi Nusantara yang berkelanjutan. Simak dan ikuti terus IKN CENTER INDONESIA agar Anda tidak ketinggalan informasi berita menarik lainnya yang terupdate setiap hari.


Sumber Informasi Gambar:

  1. Gambar Pertama dari finance.detik.com
  2. Gambar Kedua dari www.kompas.com

Similar Posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *