Menyingkap Kisah Tersembunyi di Balik Pembangunan IKN Nusantara

bagikan

Pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN) memang menjadi proyek ambisius pemerintah Indonesia untuk menciptakan pusat pemerintahan yang modern.

Menyingkap Kisah Tersembunyi di Balik Pembangunan IKN Nusantara

Namun, di balik kemegahan proyek ini, tersimpan kisah pilu dari masyarakat adat Suku Balik yang tinggal di wilayah Sepaku, Kalimantan Timur. Dibawah ini IKN CENTER INDONESIA mengulas secara mendalam berbagai dampak sosial, budaya, hingga lingkungan dari pembangunan IKN yang menimpa Suku Balik.

tebak skor hadiah pulsa  

Masyarakat Adat Suku Balik

Suku Balik merupakan komunitas adat yang jumlahnya kurang dari seribu jiwa, tersebar di beberapa desa di Sepaku, termasuk Desa Bumi Harapan, Kelurahan Sepaku, dan Kelurahan Pemaluan, yang kini termasuk kawasan inti IKN Nusantara. Mereka telah mendiami wilayah ini sejak sebelum Indonesia merdeka, berpegang pada tradisi berladang berpindah yang ramah lingkungan.

Memanfaatkan sumber daya alam alam dengan bijak. Hutan dan sungai merupakan sumber penghidupan sekaligus tempat ritual adat yang sangat sakral bagi mereka. Wilayah adat Suku Balik berbatasan langsung dengan Selat Makasar serta wilayah Kutai Kartanegara dan Paser, memperlihatkan kekayaan alam dan budaya yang dimiliki suku ini.

Kehilangan Ruang Hidup & Hutan Adat

Salah satu dampak paling mencolok dari pembangunan IKN adalah hilangnya ruang hidup bagi masyarakat Suku Balik. Hutan adat yang selama ini menjadi sumber kehidupan dan lokasi ritual adat mereka semakin menyusut akibat pembukaan lahan untuk proyek-proyek besar, termasuk proyek intake Sungai Sepaku.

Selain itu, sejak tahun 1970-an, wilayah adat mereka telah tergerus oleh berbagai kegiatan seperti perusahaan hutan tanaman industri, perkebunan sawit, dan program transmigrasi yang membawa pendatang baru ke wilayah tersebut. Penebangan hutan dan alih fungsi lahan ini menyebabkan mereka kehilangan akses bahan-bahan ritual serta pangan dari alam sekitar.

Ancaman Terhadap Kebudayaan & Tradisi

Pembangunan dan alih fungsi wilayah adat tidak hanya merampas ruang hidup, tetapi juga mengikis kebudayaan dan tradisi Suku Balik. Kehidupan berbudaya yang kental mulai memudar karena kurangnya ruang untuk ritual dan tekanan sosial dari pendatang yang berbeda budaya. Banyak tradisi dan ritual yang dulu rutin dilakukan kini menghilang atau dipandang sebelah mata.

Sebagai kolot atau musyrik oleh masyarakat luas, sehingga banyak warga Suku Balik malu atau enggan menunjukkan identitas mereka secara terbuka. Bahkan beberapa situs pemakaman dan ritual peninggalan leluhur telah hancur akibat pembangunan, seperti situs Batu Tukar Nondoi dan Batu Badok yang kini tinggal kenangan.

Baca Juga:

Dampak Sosial & Ekonomi Bagi Suku Balik

Dampak Sosial & Ekonomi Bagi Suku Balik

Relokasi dan penggusuran lahan akibat pembangunan IKN Nusantara juga memberikan dampak sosial yang serius bagi masyarakat Suku Balik. Banyak warga kehilangan tempat tinggal dan kebun yang menjadi sumber pendapatan utama mereka. Upaya mereka untuk mempertahankan hak tanah dan aset adat sering kali berhadapan dengan peraturan.

Yang belum mengakui secara memadai keberadaan masyarakat adat tersebut, sehingga menyebabkan ketidakpastian dan kerentanan sosial. Kondisi ini diperparah dengan minimnya pendampingan oleh pemerintah dalam menghadapi transformasi wilayah yang masif ini.

Upaya Perlindungan & Pengakuan Masyarakat

Meskipun menghadapi tekanan besar, masyarakat Suku Balik berusaha menghidupkan kembali budaya dan mendapatkan pengakuan hukum atas wilayah mereka. Aliansi Masyarakat Adat Nusantara (AMAN) Kalimantan Timur bekerja sama dengan komunitas adat mulai membangun studi etnografi, memetakan wilayah adat, dan mendirikan sekolah adat untuk menjaga pengetahuan budaya.

Pemerintah daerah juga tengah merancang peraturan daerah dan rancangan undang-undang untuk melindungi dan melestarikan budaya adat di wilayah ini, meskipun prosesnya masih memerlukan kajian mendalam. Di sisi lain, Otorita IKN berjanji untuk memperhatikan keberlangsungan hidup dan pemberdayaan masyarakat adat agar tidak kehilangan akses dan penghidupan.

Kesimpulan

Masyarakat Suku Balik kini berada di persimpangan antara mempertahankan identitas dan menghadap transformasi besar wilayahnya. Mereka berharap pemerintah dapat membuat kebijakan inklusif yang benar-benar melindungi hak-hak mereka, bukan sekadar menggusur dengan kompensasi yang tidak memadai.

Perjuangan mereka juga diwarnai kekhawatiran akan hilangnya warisan sejarah dan budaya leluhur jika terus digusur tanpa dialog dan solusi yang adil. Pembangunan IKN seharusnya menjadi momentum untuk memperbaiki posisi masyarakat adat, bukan memperparah ketidakadilan sosial dan kehilangan budaya.

Harapan terbesar adalah terciptanya ruang hidup yang inklusif dan penghormatan penuh terhadap hak-hak masyarakat. Adat Suku Balik agar mereka dapat terus hidup berdampingan dengan kemajuan yang ada. Simak dan ikuti terus informasi terlengkap yang kami berikan dalam membahas IKN CENTER INDONESIA setiap harinya.


Sumber Informasi Gambar:

  1. Gambar Pertama dari tribunnews.com
  2. Gambar Kedua dari tempo.co

Similar Posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *