Luasan Mangrove Susut 1.800 Hektar Akibat Proyek IKN
Luasan Mangrove menjadi susut karena pembangunan IKN untuk Ibu Kota baru Indonesia, pendapat ini diungkapkan oleh Senawara Borneo.
Pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN) di Kalimantan Timur telah menjadi topik hangat dalam beberapa tahun terakhir. Proyek ambisius ini bertujuan untuk memindahkan ibu kota Indonesia dari Jakarta ke wilayah yang lebih strategis dan berkelanjutan. Mari kita lihat berita dari IKN CENTER INDONESIA ini tentang luasan Mangrove yang susut hingga 1.800 akibat proyek IKN.
Latar Belakang Proyek IKN
Proyek IKN diumumkan oleh Presiden Joko Widodo pada tahun 2019 sebagai solusi untuk mengatasi berbagai masalah yang dihadapi Jakarta, seperti kemacetan, polusi, dan penurunan tanah. IKN direncanakan akan menjadi kota yang modern, hijau, dan berkelanjutan, dengan infrastruktur yang canggih dan ramah lingkungan. Namun, pembangunan proyek ini memerlukan lahan yang luas, yang sebagian besar berada di wilayah hutan dan mangrove.
Penyusutan Luasan Mangrove
Menurut penelitian yang dilakukan oleh Kelompok Senawara Borneo, luasan mangrove di Teluk Balikpapan telah menyusut dari sekitar 16.800 hektar sebelum pembangunan IKN menjadi 15.000 hektar saat ini. Penyusutan ini diduga kuat disebabkan oleh pembukaan lahan untuk mendukung pembangunan IKN, terutama untuk keperluan dermaga atau pelabuhan logistik. Sekretaris Kelompok Senawara Borneo, Dyah Ayu Pramesti, menyatakan bahwa penyusutan ini sangat mengkhawatirkan karena mangrove memiliki peran penting dalam menjaga ekosistem pesisir.
Dampak Lingkungan
Mangrove adalah ekosistem yang sangat penting bagi lingkungan pesisir. Mereka berfungsi sebagai penahan abrasi, penyaring polutan, dan habitat bagi berbagai jenis flora dan fauna. Penyusutan luasan mangrove dapat menyebabkan berbagai dampak negatif, seperti peningkatan abrasi pantai, penurunan kualitas air, dan hilangnya habitat bagi satwa liar. Selain itu, mangrove juga berperan dalam penyerapan karbon, sehingga penyusutannya dapat berkontribusi pada peningkatan emisi karbon dioksida ke atmosfer.
Reaksi Masyarakat dan LSM
Penyusutan luasan mangrove akibat proyek IKN telah memicu reaksi keras dari berbagai kalangan, termasuk masyarakat lokal dan LSM lingkungan. Mereka menilai bahwa pembangunan IKN tidak memperhatikan aspek lingkungan dan keberlanjutan. “Kami sangat prihatin dengan penyusutan luasan mangrove ini. Pemerintah harus segera mengambil tindakan untuk menghentikan kerusakan lebih lanjut dan memulihkan ekosistem yang telah rusak,” ujar Dyah Ayu Pramesti.
Baca Juga: Alasan Jokowi Mengakhiri Masa Jabatan di IKN
Tanggapan Pemerintah
Menanggapi kekhawatiran ini, pemerintah menyatakan bahwa mereka akan melakukan upaya untuk meminimalkan dampak lingkungan dari proyek IKN. Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Siti Nurbaya Bakar, menyatakan bahwa pemerintah telah merencanakan berbagai langkah mitigasi, termasuk reboisasi dan rehabilitasi mangrove. “Kami berkomitmen untuk menjaga keseimbangan antara pembangunan dan pelestarian lingkungan. Kami akan memastikan bahwa proyek IKN tidak merusak ekosistem yang ada,” ujarnya.
Upaya Rehabilitasi
Sebagai bagian dari upaya mitigasi, pemerintah telah meluncurkan program rehabilitasi mangrove di Teluk Balikpapan. Program ini melibatkan penanaman kembali mangrove di area yang telah rusak, serta pemantauan dan pemeliharaan secara berkala. Selain itu, pemerintah juga bekerja sama dengan berbagai pihak, termasuk LSM dan masyarakat lokal, untuk meningkatkan kesadaran tentang pentingnya pelestarian mangrove.
Tantangan dan Hambatan
Meskipun upaya rehabilitasi telah dilakukan, terdapat berbagai tantangan dan hambatan yang harus dihadapi. Salah satunya adalah kurangnya dana dan sumber daya untuk melakukan rehabilitasi secara menyeluruh. Selain itu, perubahan iklim dan aktivitas manusia yang terus berlanjut juga menjadi ancaman bagi kelestarian mangrove. Oleh karena itu, diperlukan kerja sama yang lebih erat antara pemerintah, LSM, dan masyarakat untuk mengatasi tantangan ini.
Masa Depan Mangrove di Teluk Balikpapan
Masa depan mangrove di Teluk Balikpapan sangat tergantung pada upaya pelestarian yang dilakukan saat ini. Jika langkah-langkah mitigasi dan rehabilitasi dapat dilakukan dengan efektif, maka ada harapan bahwa ekosistem mangrove dapat pulih dan berfungsi kembali seperti semula. Namun, jika kerusakan terus berlanjut tanpa ada tindakan yang signifikan, maka dampak negatifnya akan semakin besar dan sulit untuk diperbaiki.
Kesimpulan
Penyusutan luasan mangrove di Teluk Balikpapan akibat proyek IKN adalah masalah serius yang memerlukan perhatian dan tindakan segera. Mangrove memiliki peran penting dalam menjaga ekosistem pesisir dan keseimbangan lingkungan. Oleh karena itu, upaya pelestarian dan rehabilitasi harus menjadi prioritas utama dalam pembangunan IKN. Pemerintah, LSM, dan masyarakat harus bekerja sama untuk memastikan bahwa pembangunan tidak merusak lingkungan dan keberlanjutan dapat terjaga.
Sekian informasi yang kami berikan kepada kalian tentang luasan Mangrove yang susut hingga 1.800 akibat proyek IKN. Jika anda tertarik dengan penjelasan yang kami berikan, maka kunjungi juga kami tentang penjelasan yang lainnya hanya dengan klik link viralfirstnews.com.