Kereta Tanpa Rel IKN Kembali ke China, Ini Penyebabnya
Keputusan untuk mengembalikan kereta tanpa rel yang dihadapi proyek IKN adalah panggilan untuk evaluasi lebih lanjut terhadap pendekatan.
Proyek Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara yang sedang dalam tahap pembangunan di Kalimantan Timur telah menarik perhatian publik dengan berbagai inovasi teknologi yang diusungnya. Salah satu proyek ambisius yang sempat mengundang perbincangan adalah pengadaan kereta tanpa rel atau lebih dikenal dengankereta levitasi magnetik (maglev). Dibawah ini IKN CENTER INDONESIA akan membahas tentang Kereta Tanpa Rel IKN Kembali ke China, Ini Penyebabnya.
Latar Belakang Kereta Tanpa Rel di IKN
Kereta tanpa rel, atau ART, dirancang untuk menyediakan solusi transportasi yang efisien dan ramah lingkungan di pusat pemerintahan baru Indonesia. Kereta ini berbeda dari sistem kereta konvensional karena tidak bergantung pada rel fisik. Sebagai gantinya, kereta ini menggunakan jalur virtual yang diindikasikan dengan sensor dan garis yang terpasang di jalan. ART dapat diisi dengan daya dari baterai dan beroperasi secara otomatis tanpa pengemudi, menawarkan fleksibilitas dan efisiensi biaya.
Pada awalnya, kereta maglev tanpa rel ini dijanjikan sebagai bagian dari infrastruktur transportasi masa depan yang dapat menghubungkan berbagai area di IKN dengan cepat dan ramah lingkungan. Konsep kereta maglev sendiri bukanlah hal baru. Teknologi ini memanfaatkan kekuatan magnet untuk membuat kereta melayang di atas rel, yang memungkinkan perjalanan dengan kecepatan sangat tinggi dan tanpa gesekan, sehingga jauh lebih efisien dibandingkan kereta konvensional. Salah satu keuntungan utama dari teknologi maglev adalah kemampuan untuk mengurangi polusi dan memberikan transportasi yang lebih bersih.
Proyek ini dipandang sebagai langkah besar dalam transformasi IKN, yang diharapkan tidak hanya menjadi pusat pemerintahan, tetapi juga model kota modern yang menerapkan teknologi mutakhir dalam sistem transportasi dan infrastruktur. Kereta maglev pun dipilih karena kemampuan teknologinya yang sesuai dengan visi IKN sebagai kota masa depan yang cerdas dan berkelanjutan.
Alternatif Transportasi untuk IKN
Untuk menggantikan sistem ART, pemerintah perlu mempertimbangkan berbagai alternatif yang telah terbukti fungsi dan efisiensinya. Bus listrik dapat memberikan solusi transportasi massal yang efisien dan ramah lingkungan. Teknologi ini sudah banyak diterapkan di berbagai kota di seluruh dunia dan dapat menjadi pilihan yang lebih mudah dalam hal pengoperasian dan biaya. Sistem ini juga dapat dengan cepat diintegrasikan ke dalam infrastruktur yang ada.
Mengembangkan jalur kereta cepat di IKN sebagai moda transportasi utama mungkin juga menjadi pilihan yang lebih baik. Meskipun investasi awal yang diperlukan cukup besar, namun manfaat transportasi yang cepat dan efisien akan menjadi sangat berharga dalam jangka panjang. Dengan kemajuan teknologi kendaraan otonom, Indonesia memiliki potensi untuk mengeksplorasi pengembangan sistem transportasi berbasis kendaraan otonom. Ini memungkinkan sistem transportasi yang berkesinambungan dan fleksibel.
Baca Juga: Komisi II DPR RI Pantau Pembangunan IKN, Semua Tercapai dalam 3 Tahun