Keindahan Abadi Gua Tapak Raja: Warisan Alam Dekat Ibu Kota Nusantara
Di tengah hiruk pikuk pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN), tersembunyi sebuah permata alam yang menanti untuk dijelajahi yaitu Gua Tapak Raja.
Terletak hanya sekitar 30 kilometer dari Titik Nol IKN, gua ini menawarkan kombinasi unik antara keindahan geologis, kekayaan budaya. Dan potensi ekowisata yang menjanjikan. Lebih dari sekadar destinasi wisata, Gua Tapak Raja adalah jendela menuju warisan alam Kalimantan Timur yang abadi.
Legenda yang Menyertai Gua Tapak Raja
Nama Gua Tapak Raja bukan sekadar label geografis, melainkan cerminan dari legenda yang hidup di tengah masyarakat setempat. Konon, nama ini berasal dari formasi stalaktit yang menyerupai tapak kaki manusia, dipercaya sebagai jejak seorang raja zaman dahulu.
Kisah-kisah lisan menuturkan bahwa raja tersebut seringkali menyepi dan bertapa di dalam gua, mencari kebijaksanaan dan kekuatan spiritual. Tradisi ini berlanjut hingga era modern, di mana tokoh-tokoh suku Paser juga menjadikan gua ini sebagai tempat untuk memperdalam ilmu bela diri supranatural pada tahun 1950-an hingga 1960-an.
Menjelajahi Lokasi dan Aksesibilitas
Gua Tapak Raja terletak di Desa Wonosari, Kecamatan Sepaku, Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU), Kalimantan Timur. Lokasinya yang strategis membuatnya mudah diakses dari IKN. Menjadikannya pilihan ideal bagi wisatawan yang ingin melarikan diri sejenak dari kesibukan kota.
Dengan infrastruktur yang terus berkembang, perjalanan menuju Gua ini semakin nyaman dan efisien. Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Kaltim, Ririn Sari Dewi, bahkan menyatakan bahwa Gua ini siap menyambut wisatawan IKN berkat aksesibilitasnya yang memadai.
Baca Juga: 7 Rekomendasi Wisata Alam di Sekitar Ibu Kota Nusantara (IKN)
Keajaiban Alam di Dalam Gua
Memasuki Gua Tapak Raja, pengunjung akan disambut oleh keajaiban alam yang memukau. Dua pintu masuk berdampingan mengarah ke dalam gua, dengan lubang di langit-langit yang memungkinkan cahaya matahari masuk dan menyoroti keindahan formasi batuan di dalamnya.
Stalaktit dan stalagmit yang menyerupai tapak kaki manusia menjadi daya tarik utama, sementara bebatuan besar yang tersebar di seluruh gua menambah kesan dramatis. Selain itu, tim peneliti dari Wanariset Samboja menemukan kelelawar bertelinga panjang (Plecotus auritus) di Gua Tapak Raja, menambah nilai ekologis gua ini.
Ekowisata yang Lebih Dari Sekadar Gua
Gua ini bukan hanya tentang keindahan gua itu sendiri, tetapi juga tentang ekosistem yang mengelilinginya. Pengembangan ekowisata di sekitar gua telah menciptakan berbagai atraksi pendukung, seperti Danau Tapak Raja, Ekoriparian Tapak Raja, dan Cafe Tapak Raja.
Pengunjung dapat menikmati keindahan alam sambil bersantai di tepi danau, menjelajahi jalur ekoriparian yang menenangkan. Atau menikmati hidangan lokal di kafe. Bagi mereka yang mencari petualangan, tersedia juga wahana permainan flying fox dan jogging track.
Dampak Ekonomi dan Harapan Masa Depan
Pengembangan Gua Tapak Raja sebagai destinasi wisata tidak hanya memberikan manfaat bagi wisatawan, tetapi juga bagi masyarakat setempat. Kepala Desa Wonosari, Kasiyoni, optimis bahwa inisiatif ini dapat meningkatkan perekonomian desa dan menciptakan lapangan kerja baru.
Dengan potensi untuk menampung lebih dari 100 tenaga kerja dengan gaji UMR. Gua ini diharapkan menjadi mesin penggerak ekonomi lokal. Dinas Pariwisata Kalimantan Timur juga terus memberikan dukungan penuh, memastikan bahwa setiap kegiatan di Gua ini selaras dengan prinsip-prinsip ekowisata yang berkelanjutan.
Dengan keindahan alam, kekayaan budaya, dan dampak positif bagi masyarakat. Gua ini memiliki potensi untuk menjadi ikon wisata Kalimantan Timur dan daya tarik utama bagi wisatawan yang mengunjungi Ibu Kota Nusantara. Simak dan ikuti terus IKN CENTER INDONESIA agar Anda tidak ketinggalan informasi menarik lainnya.
Sumber Informasi Gambar:
Gambar Pertama dari travel.okezone.com
Gambar Kedua dari kaltimtoday.co