Jalan Tol IKN Hadir Dengan Jembatan Satwa Inovasi Ramah Lingkungan Terbaru!
Jalan Tol IKN Hadir Dengan Jembatan Satwa yang menghubungkan Kota Samarinda dan Ibukota Negara Nusantara (IKN) telah menjadi salah satu proyek infrastruktur paling menonjol dalam era pembangunan Indonesia masa kini.
Namun, di balik kemajuan teknologinya, ada juga tantangan besar terkait dampak lingkungan yang harus dihadapi. Salah satu contoh adalah permasalahan koridor satwa yang diputus akibat pembangunan ini. Untuk menjawab kekhawatiran tersebut, pemerintah meluncurkan konsep jembatan satwa sebagai solusi ramah lingkungan untuk mempertahankan habitat satwa liar. Artikel ini akan membahas lebih lanjut tentang inovasi cermat dari jembatan satwa ini serta bagaimana PT Waskita Karya berperan aktif dalam implementasinya. Dan klik link berikut untuk mengetahui informasi atau update terbaru dari kami hanya di IKN CENTER INDONESIA.
Latar Belakang Pembangunan Jalan Tol IKN
Pembangunan jalan tol IKN merupakan bagian dari upaya pemerintah untuk meningkatkan konektivitas dan aksesibilitas di Kalimantan Timur. Jalan tol ini dirancang untuk menghubungkan berbagai daerah penting, termasuk Balikpapan dan Penajam Paser Utara, serta memfasilitasi mobilitas masyarakat dan barang. Namun, pembangunan infrastruktur sering kali berdampak negatif terhadap lingkungan, terutama ketika jalur pembangunan melintasi hutan lindung dan habitat satwa liar.
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) menyadari bahwa proyek jalan tol ini dapat memutus koridor migrasi satwa. Oleh karena itu, mereka berkolaborasi dengan berbagai pihak untuk merancang solusi yang dapat meminimalkan dampak negatif tersebut. Salah satu solusi yang diusulkan adalah pembangunan jembatan satwa yang akan berfungsi sebagai jalur aman bagi satwa liar untuk melintas di atas jalan tol.
Konsep Jembatan Satwa
Jembatan satwa, juga dikenal sebagai wildlife crossings, adalah infrastruktur yang dirancang khusus untuk memfasilitasi pergerakan aman satwa liar di atas atau di bawah jalan raya. Dengan demikian, jembatan satwa berfungsi sebagai penghubung bagi satwa liar yang tadinya terpisah oleh pembangunan jalan tol, memungkinkan mereka untuk melintas dengan aman dan menghindari tabrakan dengan kendaraan. Konsep ini telah diterapkan di berbagai negara, seperti Singapura dengan Eco-Link dan Kanada dengan jembatan satwa yang membuktikan keberhasilannya dalam mengurangi tabrakan dengan satwa seperti rusa, beruang, dan serigala di jalan raya.
Pembangunan jembatan satwa memiliki manfaat yang signifikan bagi ekosistem lokal. Pertama-tama, jembatan ini membantu menjaga koridor migrasi alami bagi satwa liar yang sebelumnya terputus akibat pembangunan jalan tol. Dengan adanya jembatan ini, populasi satwa dapat tetap terjaga dan tidak mengalami isolasi yang dapat menyebabkan penurunan angka kelahiran atau bahkan kepunahan1. Selain itu, jembatan satwa juga berkontribusi pada pelestarian keanekaragaman hayati di kawasan tersebut. Dengan menjaga habitat alami dan memungkinkan satwa untuk berpindah tempat dengan aman, ekosistem lokal dapat tetap seimbang.
Baca Juga: Konektivitas Internasional – Jembatan Menuju Konektivitas Global
Manfaat Jembatan Satwa Bagi Lingkungan
Jembatan satwa, juga dikenal sebagai “wildlife crossings,” memiliki manfaat yang signifikan bagi lingkungan dan ekosistem setempat. Salah satu manfaat utama adalah menjaga koridor migrasi alami bagi satwa liar yang sebelumnya terputus akibat pembangunan jalan tol. Dengan adanya jembatan satwa, populasi satwa dapat tetap terjaga dan tidak mengalami isolasi yang dapat menyebabkan penurunan angka kelahiran atau bahkan kepunahan. Misalnya, di Singapura, jembatan Eco-Link telah membuktikan keberhasilannya dalam mengurangi tabrakan dengan satwa langka seperti trenggiling, surili, musang palem, tupai ramping, kelelawar tapal kuda mengkilap, dan merpati zamrud. Hasil camera trap menunjukkan bahwa jembatan ini telah dilewati oleh berbagai spesies satwa langka. Sehingga memungkinkan mereka untuk berkembang biak dan mencari makan dengan lebih mudah.
Selain itu, jembatan satwa juga berkontribusi pada pelestarian keanekaragaman hayati di kawasan tersebut. Dengan menjaga habitat alami dan memungkinkan satwa untuk berpindah tempat dengan aman, ekosistem lokal dapat tetap seimbang. Misalnya, di Amerika Serikat, pembangunan jembatan penyeberangan untuk hewan telah mengurangi kasus tabrakan dengan hewan liar hingga 80%–95%, serta menghemat biaya akibat kecelakaan yang sangat mahal. Jembatan penyeberangan ini juga membantu menyelamatkan tumbuhan langka dari kepunahan, seperti tumbuhan durian Singapura (Durio singaporensis) dan palem asli Singapura (Rhapaloblaste singaporensis) yang penyebarannya dibantu oleh pergerakan hewan-hewan lewat jembatan tersebut. Dengan demikian, jembatan satwa bukan hanya sekedar struktur fisik ia adalah simbol komitmen kita terhadap keberlanjutan dan tanggung jawab kita terhadap alam.
Peran PT Waskita Karya Dalam Proyek Ini
PT Waskita Karya (Persero) Tbk. telah berperan aktif dalam pembangunan jalan tol Ibu Kota Nusantara (IKN) dengan menggarap 12 proyek infrastruktur yang berlokasi di IKN. Total nilai kontrak yang dikelola oleh Waskita Karya mencapai Rp13,6 triliun, dengan porsi Waskita sendiri sebesar Rp7,5 triliun. Diantara proyek-proyek yang sedang dikerjakan, Waskita telah menyelesaikan beberapa proyek penting seperti Jalan Lingkar Sepaku Segmen 4 dan Multi-Utility Tunnel (MUT)-01. Ermy Puspa Yunita, SVP Corporate Secretary Perseroan, mengatakan bahwa selesainya pekerjaan Jalan Lingkar Sepaku Segmen 4 telah lengkap dukungan konektivitas jalan untuk menuju Kawasan Inti Pusat Pemerintahan (KIPP) IKN. Selain itu, terowongan multi-utilitas ini telah 100% selesai. Memastikan bahwa IKN bebas dari kabel dan jaringan yang bergelantungan maupun ditanamkan di tanah yang tidak tertata dengan baik.
Waskita Karya juga berkomitmen untuk terus mendukung pembangunan infrastruktur di Indonesia melalui pembangunan proyek IKN. Mereka berharap bahwa pembangunan infrastruktur yang mereka bangun tidak hanya sekedar pembangunan fisik saja, tetapi juga berdampak terhadap ekonomi. Contohnya, peran jalan tol sebagai konektivitas dapat terhubung ke kawasan pariwisata, kawasan industri. Dan semua kawasan yang secara ekonomi memiliki dampaknya. Selain itu, pembangunan infrastruktur juga dapat memicu berkembangnya kawasan-kawasan ekonomi baru dengan adanya pembangunan infrastruktur. Dalam konteks ini, Waskita Karya juga melakukan inovasi dalam proyek. Jalan Tol IKN Segmen 5A dengan mengembangkan sistem penakar hujan otomatis. Optimalisasi pengambilan data fotogrametri dengan drone PPK, dan konsep intelligent compaction untuk proses pemadatan dasar tanah. Inovasi-inovasi ini bertujuan membuat pekerjaan menjadi lebih efektif, efisien, dan tentunya tepat mutu.
Tantangan Dalam Implementasi Jembatan Satwa
Implementasi jembatan satwa di Indonesia, terutama dalam konteks pembangunan jalan tol Ibu Kota Nusantara (IKN), tidak luput dari berbagai tantangan. Salah satu tantangan utama adalah memastikan efektivitas jembatan satwa dalam menarik perhatian satwa liar agar mau melintas. Stanislav Lhota, Peneliti dari Faculty of Tropical Agrisciences, Czech University of Life Sciences Prague. Mengatakan bahwa efektivitas jembatan satwa bisa cukup rendah jika tidak dilakukan dengan baik. Misalnya, jika koridor satwa buatan tidak dilengkapi dengan vegetasi atau tanaman yang menarik. Maka satwa liar mungkin tidak akan menggunakan jembatan tersebut (Radar Aceh, 2024).
Untuk mengatasi tantangan-tantangan tersebut, perlu adanya integrasi yang lebih baik antara pembangunan jalan tol dan pelestarian hutan. Zulfikar, Kepala Kesatuan Pengelolaan Hutan Lindung (KPHL) Balikpapan, mengatakan bahwa pembangunan jalan tol sebaiknya dilakukan di bawah tanah atau berkonsep terowongan maupun jalan layang di atas hutan. Dengan demikian, tidak ada pembersihan hutan dan memutus konektivitas atau perlintasan satwa (Mongabay, 2024)2. Agusdin dari Yayasan Pro Natura juga meminta pihak-pihak berwenang untuk mengelola koridor satwa dan memastikan implementasi tepat sasaran, sehingga koridor satwa buatan tidak dipakai manusia dan areal pilihan harus areal hijau, bukan kosong atau bekas timbunan. Dengan demikian, integrasi pelestarian hutan dengan pembangunan jalan tol sangat penting untuk menjaga keberlanjutan ekosistem di sekitar IKN.
Dampak Sosial Dari Proyek Jembatan Satwa
Proyek jembatan satwa tidak hanya berfokus pada pelestarian lingkungan, tetapi juga memberikan dampak sosial yang signifikan bagi masyarakat sekitar. Dengan adanya jembatan satwa, konektivitas antara habitat satwa liar dapat terjaga, yang pada gilirannya membantu meningkatkan keanekaragaman hayati dan stabilitas ekosistem. Hal ini penting karena keberadaan satwa liar yang sehat dapat mendukung pariwisata berbasis alam, yang berpotensi meningkatkan pendapatan masyarakat lokal. Misalnya, kawasan yang memiliki jembatan satwa dapat menarik wisatawan yang ingin melihat satwa langka. Sehingga membuka peluang bagi usaha lokal seperti penginapan, restoran, dan pemandu wisata.
Selain itu, proyek jembatan satwa juga berfungsi sebagai sarana edukasi bagi masyarakat mengenai pentingnya konservasi dan perlindungan satwa liar. Melalui program-program edukasi yang diadakan di sekitar jembatan, masyarakat dapat belajar tentang ekosistem lokal dan cara-cara menjaga keseimbangan lingkungan. Kesadaran ini dapat mendorong masyarakat untuk lebih aktif dalam upaya pelestarian alam dan mengurangi konflik antara manusia dan satwa liar. Dengan demikian, jembatan satwa tidak hanya menjadi infrastruktur fisik. Tetapi juga simbol kolaborasi antara manusia dan alam dalam menciptakan lingkungan yang harmonis dan berkelanjutan.
Kesimpulan
Pembangunan jalan tol Ibu Kota Nusantara (IKN) dengan integrasi jembatan satwa merupakan langkah maju dalam menjaga keseimbangan antara pembangunan infrastruktur dan pelestarian lingkungan. Melalui kolaborasi antara pemerintah dan PT Waskita Karya, proyek ini menunjukkan bahwa kemajuan teknologi tidak harus mengorbankan keanekaragaman hayati kita. Jembatan satwa bukan hanya sekedar struktur fisik ia adalah simbol komitmen kita terhadap keberlanjutan dan tanggung jawab kita terhadap alam. Dengan adanya jembatan satwa, populasinya satwa liar dapat tetap stabil dan tidak mengalami isolasi yang dapat menyebabkan penurunan angka kelahiran atau bahkan kepunahan.
Dampak sosial dari proyek jembatan satwa juga sangat signifikan. Proyek ini tidak hanya meningkatkan keanekaragaman hayati tetapi juga berkontribusi pada pariwisata berbasis alam. Wisatawan yang tertarik melihat satwa langka akan meningkatkan pendapatan masyarakat lokal. Sehingga membuka peluang bagi usaha-usaha lokal seperti penginapan, restoran, dan pemandu wisata. Selain itu, proyek ini juga berfungsi sebagai sarana edukasi bagi masyarakat mengenai pentingnya konservasi dan perlindungan satwa liar. Dengan demikian, jembatan satwa merupakan contoh ideal dari pembangunan berkelanjutan yang mengintegrasikan teknologi modern dengan pelestarian lingkungan dan kesejahteraan masyarakat. Silahkan kunjungi keppoo.id untuk mendapatkan informasi lainnya yang ter-update dan menarik setiap hari.