IKN Terancam Batal Menjadi Green Dan Smart City
Green Dan Smart City – Pemerintahan mengusung pembangunan hijau di IKN/Ibu Kota Nusantara sekaligus menjadikannya sebagai kota pintar.
Sebagai Smart City & Green City, Pembangunan di IKN sejak awal di desain ramah terhadap lingkungan. Yaitu dengan cara meminimalkan produksi karbon untuk mencapai nol emisi (Net zero emission atau NZE). Menurut Fahmy Radhi (Pengamat Ekonomi Energi Universitas Gajah Mada) ada beberapa syarat yang harus dipenuhi Ibu Kota Nusantara agar menjadi Smart City dan Green City. Salah satu contohnya adalah sumber energi listrik yang bersih. “Syarat yang harus dipenuhi agar mencapai ZNE yaitu 100% pembangkit listrik menggunakan EBT atau energi baru terbarukan. Dan 0% karbon dari kendaraan bermotor dengan BBM fosil. Serta 0% pencemaran lingkungan dari asap pabrik” Ucapnya pada hari Rabu, 14 Agustus 2024.
Ia berpendapat, selama IKN dikembangkan sesuai dengan desain awal, yakni sebagai pusat pemerintahan. Dan bukan sebagai kawasan industri, maka IKN sebagai Smart city maupun Green City akan bisa diwujudkan. Tetapi jika Ibu Kota Nusantara bergeser menjadi sebuah kawasan Industri, menurut penilaian Fahmy cita-citu itu mustahil bisa tercapai. “Namun, jika desain bergeser menjadi selain pusat pemerintahan, dan menjadi pusat industri dengan mengundang sebanyak mungkin investor asing, Smart city dan Green city mustahil bisa diwujudkan” Ucap Fahmy.
Alasannya demi meminimalkan ongkos produksi, pabrik akan tetap menghasilkan asap yang mencemari lingkungan. Pabrik akan membangun pembangkit listrik sendiri yang memakai energi batu bara dan juga memakai kendaraan BBM fosil. “Saat itulah IKN sebagai kota pintar dan kota hijau hanya tinggal impian belaka dan NZE tidak akan pernah tercapai di Ibu Kota Nusantara” Tegas Fahmi.
Baca Juga: Istana Garuda Memicu Polemik, Ini Respon Asosiasi Museum
Upaya Untuk IKN Menjadi Green Dan Smart City
Untuk mencapai 100% Pembangkit EBT, PLN membangun (PLTS) Pembangkit Listrik Tenaga Surya. PLTS ini tersebar dengan kapasitas sebesar 50 MW (Megawatt) dan juga tambahan (PLTA) Pembangkit Listrik Tenaga Air. Demi mendukung operasional kendaraan listrik, PLN membangun ekosistem smart electric vehicle agar mewujudkan sarana transportasi ramah lingkungan. Yang bisa menjangkau seluruh wilayah di Ibu Kota Nusantara. Selain itu PLN juga membangun PLN Hub yang akan menjadi episentrum ekosistem transisi energi juga digitalisasi pertama dan terbesar di Indonesia.
“Dalam mendukung hal ini, PLN melalui subholding PLN Icon Plus siap untuk mengembangkan jaringan listrik dan telekomunikasi di kawasan Ibu Kota Nusantara” Pangkas Fahmy.