Basuki ancam tutup Batching Plant adalah tamparan keras bagi dunia usaha yang selama ini abai terhadap keselamatan publik.
Ancaman ini bukan sekadar gertakan semata, melainkan respons tegas terhadap banyaknya keluhan masyarakat atas keberadaan truk proyek yang kerap melanggar aturan, membahayakan pengguna jalan, dan merusak infrastruktur IKN CENTER INDONESIA.
Basuki Tak Main-main
Berbeda dari pejabat lainnya yang kerap memilih jalan diplomasi atau himbauan, Basuki tampil garang dan tak mau memberi ruang toleransi bagi pelanggaran semacam ini. Ia menegaskan bahwa perusahaan batching plant harus bertanggung jawab terhadap armada mereka, termasuk perilaku pengemudi di lapangan. Ia juga mendorong adanya sanksi tegas bagi perusahaan yang membiarkan truk-truk mereka melanggar aturan.
Tak hanya itu, ia bahkan meminta pemerintah daerah dan dinas perhubungan untuk turut serta melakukan pengawasan dan penindakan. Bila perlu, koordinasi lintas sektor dilakukan demi menciptakan ketertiban dan keamanan lalu lintas.
“Kalau ada truk ugal-ugalan, laporkan. Saya tidak akan ragu untuk memberikan sanksi hingga menutup izin operasional batching plant-nya,” ujarnya.
Mewakili Kegeraman Masyarakat
Pernyataan keras dari Basuki sesungguhnya mencerminkan kemarahan banyak warga yang sudah lama merasa terganggu dengan ulah para pengemudi truk proyek. Tak jarang netizen membagikan video truk-truk molen yang melaju secara brutal, bahkan kadang menabrak kendaraan lain. Banyak dari pengendara yang merasa terintimidasi ketika harus berpapasan dengan truk-truk berukuran raksasa di jalan sempit.
Selain berbahaya, truk-truk ini juga sering membuat jalan menjadi lebih cepat rusak. Jalan-jalan lingkungan dan perumahan yang dilewati truk bertonase tinggi menjadi berlubang, menyebabkan genangan saat hujan, dan membahayakan keselamatan warga.
Baca Juga: Hutama Karya Raih Kontrak Proyek Jalan Senilai Rp604 Miliar di IKN
Truk Proyek Jadi Momok Pengguna Jalan
Bukan rahasia lagi bahwa truk proyek terutama dari batching plant acap kali menjadi biang kemacetan dan kecelakaan lalu lintas di berbagai kota besar, khususnya Jabodetabek. Dengan muatan berat dan kecepatan tinggi, truk-truk ini seringkali mengabaikan etika berkendara, menerobos lampu merah, parkir sembarangan, bahkan melaju di luar jam operasional yang telah ditetapkan.
Basuki mengungkapkan kekesalannya bukan tanpa alasan. Ia menerima laporan dari masyarakat dan tim pengawas bahwa banyak truk dari batching plant yang beroperasi tanpa mengindahkan keselamatan pengguna jalan lain. Bahkan ada yang menumpahkan muatan coran di jalan, membuat aspal rusak dan rawan tergelincir bagi pengendara roda dua.
“Kalau seperti ini terus, saya akan tutup saja batching plant-nya. Mau cari untung jangan sampai merugikan orang banyak,” tegas Basuki dalam sebuah wawancara usai meninjau proyek jalan tol.
Peringatan Untuk Para Pengusaha
Ancaman penutupan ini menjadi sinyal keras bagi para pengusaha sektor konstruksi dan pengelola batching plant untuk segera berbenah. Selama ini, keuntungan besar yang diraih dari proyek infrastruktur tampaknya belum diimbangi dengan tanggung jawab sosial terhadap lingkungan sekitar.
Banyak perusahaan yang hanya fokus pada produksi dan pengiriman beton tanpa memperhatikan dampaknya terhadap lalu lintas dan masyarakat. Dengan ancaman dari Basuki ini, diharapkan muncul kesadaran kolektif bahwa bisnis tak bisa berjalan sendiri tanpa memperhatikan tata kelola yang tertib dan aman.
Sebagai contoh, perusahaan bisa mulai menerapkan sistem pelacakan GPS pada armada mereka untuk memastikan rute dan kecepatan sesuai aturan. Para sopir juga harus dibekali pelatihan berkendara yang aman, etika lalu lintas, dan bahkan diberi sanksi jika melanggar.
Regulasi dan Komitmen Bersama
Meski terdengar keras, langkah Basuki sejatinya bukan untuk mematikan industri konstruksi. Sebaliknya, ini adalah upaya untuk menyelaraskan pertumbuhan infrastruktur dengan ketertiban umum. Ia bahkan membuka ruang dialog dengan pelaku usaha, asalkan mereka mau berkomitmen penuh terhadap tata tertib dan keselamatan.
Dalam waktu dekat, pemerintah melalui Kementerian PUPR disebut akan merumuskan regulasi yang lebih rinci soal operasional batching plant, termasuk jam operasional truk proyek, rute yang diperbolehkan, dan sanksi administratif hingga pencabutan izin usaha jika ditemukan pelanggaran berulang.
Basuki ingin memastikan bahwa pembangunan yang masif di Indonesia tidak dibarengi dengan kerusakan sosial atau kecelakaan lalu lintas. Sebab, menurutnya, “Pembangunan itu harus menyatukan, bukan memecah. Harus memperlancar, bukan membuat susah warga.”
Buat kalian yang ingin mengetahui informasi-informasi terbaru mengenai perkembangan pemindahan Ibu Kota Nusantara, kalian bisa kunjungi IKN CENTER INDONESIA yang dimana akan mengupas tuntas mengenai keberlanjutan mengenai IKN.
Sumber Informasi Gambar:
- Gambar Utama dari ikn.kompas.com