Angka Stunting – Di Wilayah IKN Naik Sangat Cepat
Angka Stunting di wilayah Ibu Kota Nusantara (IKN) per Agustus 2024 tercatat sebesar 30 persen, yang berarti berada di atas rata-rata nasional sebesar 21,6 persen menurut hasil Survei Status Gizi Indonesia (SSGI).
Pemerintah melalui Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK) telah melakukan berbagai upaya untuk mengatasi masalah ini, termasuk pemetaan dan pendampingan oleh Otorita IKN (OIKN) serta Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan (TNP2K), di IKN CENTER INDONESIA kami akan selalu update berita-berita terbaru dan menarik untuk kalian baca jangan lupa untuk kunjungi website kami selalu.
Faktor Naiknya Stunting
Tingginya angka stunting di Ibu Kota Nusantara (IKN) yang mencapai 30 persen, jauh di atas rata-rata nasional sebesar 21,6 persen, disebabkan oleh beberapa faktor utama. Salah satu faktor utama adalah rendahnya akses terhadap air bersih dan sanitasi yang memadai. Banyak rumah tangga di IKN yang masih mengandalkan sumber air tidak terlindungi, air permukaan, dan air hujan untuk kebutuhan sehari-hari. Selain itu, lebih dari 500 rumah tangga tidak memiliki akses ke jamban umum, yang berdampak negatif pada kesehatan dan kebersihan lingkungan.
Faktor lain yang berkontribusi adalah rendahnya tingkat pendidikan dan kompetensi masyarakat setempat. Sekitar 36 persen kepala keluarga di IKN hanya memiliki pendidikan terakhir setingkat Sekolah Dasar (SD), dan sekitar 60 persen setingkat Sekolah Menengah. Rendahnya tingkat pendidikan ini membatasi akses mereka ke pekerjaan yang lebih baik dan berpenghasilan lebih tinggi, yang pada gilirannya mempengaruhi kemampuan mereka untuk menyediakan gizi yang cukup bagi anak-anak mereka.
Selain itu, terbatasnya layanan kesehatan juga menjadi faktor penyebab tingginya angka stunting di IKN. Kurangnya akses ke pelayanan antenatal dan postnatal yang memadai, serta rendahnya akses makanan bergizi, membuat ibu hamil dan anak-anak rentan terhadap masalah gizi. Pengetahuan ibu mengenai kesehatan dan gizi sebelum dan selama masa kehamilan juga masih rendah, yang berdampak pada kualitas gizi yang diterima oleh anak-anak mereka.
Terakhir, kondisi ekonomi yang sulit juga memainkan peran penting dalam tingginya angka stunting di IKN. Banyak rumah tangga yang berada dalam tingkat kesejahteraan terendah atau desil 1, yang berarti mereka hidup dalam kemiskinan ekstrem. Kondisi ini membuat mereka kesulitan untuk memenuhi kebutuhan dasar, termasuk makanan bergizi dan layanan kesehatan yang memadai. Upaya pemerintah untuk mengatasi masalah ini melalui pemetaan dan pendampingan diharapkan dapat membantu menurunkan angka stunting di IKN dan meningkatkan kualitas hidup masyarakat setempat.
Baca Juga: Pusat Komando IKN – Jantung Pengendali Masa Depan Ibu Kota Indonesia
Tanggapan Pemerintah Naiknya Stunting
Pemerintah Indonesia, melalui Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK), telah memberikan perhatian serius terhadap tingginya angka stunting di Ibu Kota Nusantara (IKN). Menko PMK Muhadjir Effendy menekankan pentingnya penanganan serius terhadap masalah ini, terutama mengingat angka stunting di IKN mencapai 30 persen, jauh di atas rata-rata nasional sebesar 21,6 persen. Pemerintah telah melakukan pemetaan dan pendampingan di lapangan untuk mendapatkan gambaran langsung tentang kondisi ini dan merumuskan langkah-langkah penanganan yang tepat.
Salah satu langkah konkret yang diambil adalah menggelar rapat koordinasi Peningkatan Sumber Daya Manusia (SDM) IKN pada 28 Agustus 2024. Rapat ini dipimpin oleh Menko PMK dan melibatkan perwakilan dari berbagai kementerian, lembaga, dan pemerintah daerah mitra IKN. Dalam rapat tersebut, dibahas berbagai strategi untuk menurunkan angka stunting, termasuk peningkatan akses terhadap air bersih dan sanitasi, perbaikan layanan kesehatan, serta peningkatan pendidikan dan kompetensi masyarakat setempat.
Selain itu, pemerintah juga berfokus pada peningkatan kesejahteraan ekonomi masyarakat di IKN. Menko PMK menekankan bahwa upaya penurunan stunting harus diiringi dengan pengentasan kemiskinan dan peningkatan kesejahteraan masyarakat. Dengan langkah-langkah ini, diharapkan angka stunting di IKN dapat ditekan dan kualitas hidup masyarakat setempat dapat meningkat secara signifikan.
Upaya Mengatasi Stunting Di IKN
Untuk mengatasi naiknya angka stunting di Ibu Kota Nusantara (IKN), pemerintah telah mengimplementasikan berbagai strategi yang komprehensif. Salah satu langkah utama adalah pemetaan dan pendampingan oleh Otorita IKN (OIKN) bersama. Kemenko PMK, Sekretariat Wakil Presiden, dan Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan (TNP2K). Pemetaan ini membantu mengidentifikasi rumah tangga dengan tingkat. Kesejahteraan rendah dan akses terbatas terhadap layanan dasar seperti air bersih dan sanitasi. Dengan data yang akurat, kebijakan yang lebih tepat sasaran dapat dirancang untuk meningkatkan kesejahteraan sosial masyarakat.
Selain itu, Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) berperan penting dalam mendukung upaya. Ini dengan menyediakan data keluarga yang rinci, termasuk status risiko stunting. BKKBN juga menginisiasi program pendampingan keluarga di sekitar IKN, yang mencatat dan memantau status kesehatan ibu hamil dan anak-anak. Program ini memastikan bahwa setiap calon pengantin dan ibu hamil mendapatkan pemeriksaan kesehatan yang diperlukan untuk mencegah stunting sejak dini. Pendekatan ini memungkinkan intervensi yang lebih efektif dan terarah dalam mengurangi angka stunting.
Upaya lainnya melibatkan peningkatan akses terhadap gizi dan layanan kesehatan. Pemerintah menggiatkan berbagai intervensi seperti pemberian vitamin A untuk balita, tablet besi bagi ibu hamil. Dan pemantauan 1.000 hari pertama kehidupan anak. Selain itu, peningkatan akses terhadap air bersih, sanitasi, dan pendidikan anak usia dini (PAUD) juga menjadi fokus utama. Dengan kombinasi berbagai upaya ini, diharapkan angka stunting di IKN dapat ditekan secara signifikan. Menciptakan generasi yang lebih sehat dan produktif di masa depan.
Kesimpulan
Angka stunting di Ibu Kota Nusantara (IKN) telah meningkat menjadi 30 persen, jauh di atas rata-rata nasional sebesar 21,6 persen. Peningkatan ini menunjukkan adanya masalah serius dalam akses terhadap layanan dasar seperti air bersih, sanitasi, dan gizi yang memadai. Faktor-faktor ini sangat mempengaruhi kualitas hidup dan kesehatan anak-anak di wilayah tersebut. Yang pada akhirnya berdampak pada perkembangan fisik dan kognitif mereka.
Untuk mengatasi masalah ini, diperlukan upaya terpadu dari berbagai pihak, termasuk pemerintah, organisasi non-pemerintah, dan masyarakat setempat. Intervensi yang lebih efektif dan terarah, seperti peningkatan akses terhadap air bersih, sanitasi. Dan layanan kesehatan, serta program pendampingan keluarga, sangat penting untuk menurunkan. Angka stunting di IKN, klik link ini keppoo.id untuk mengetahui apa yang akan kami bahas mengenai IKN dan berita viral.