Mengenal Beruang Madu Spesies Unik yang Memerlukan Perlindungan di IKN
Mengenal Beruang Madu sebagai proyek ambisius pemindahan pusat pemerintahan di Indonesia, tetapi juga sebagai rumah bagi berbagai spesies unik, termasuk beruang madu yang dikenal sebagai Helarctos malayanus.
Beruang madu adalah salah satu spesies paling kecil dari delapan jenis beruang yang ada di dunia dan memiliki peran penting dalam ekosistem hutan hujan tropis. Namun, keberadaannya juga terancam, sehingga memerlukan perhatian dan perlindungan yang serius. Di IKN CENTER INDONESIA kami akan membahas semua berita IKN yang terbaru untuk kalian baca, jika ingin mengetahui lebih lanjut mengenai berita ini kunjungi website kami.
Karakteristik Fisik Beruang Madu
Beruang madu (Helarctos malayanus) memiliki morfologi yang menarik dengan panjang tubuh berkisar antara 1 hingga 1,4 meter dan bobot tubuh yang bervariasi antara 25 hingga 65 kg. Mereka memiliki rambut berwarna hitam pekat dengan penampilan yang umumnya berkilau, serta moncong yang pendek.
Selain itu, tinggi punggungnya mencapai sekitar 70 cm, memberikan kesan proporsional dan kuat. Ciri khas lainnya termasuk cakar yang panjang dan fleksibel, yang memungkinkan mereka untuk mencari makanan di celah-pekat pohon dan merobek sarang lebah.
Beruang madu dikenal memiliki indra penciuman yang tajam, yang sangat membantu dalam mencari makanan seperti buah-buahan, serangga, dan nektar. Sifat liarnya membuat mereka tidak mudah mundur saat terancam, menunjukkan karakteristik pertahanan yang kuat ketika dalam keadaan terdesak.
Beruang ini juga memiliki sikap yang cenderung agresif jika merasa terancam, tetapi memiliki sifat sosial yang membuat mereka sering terlihat berinteraksi satu sama lain dalam habitat alami mereka. Keunikan-keunikan ini menjadikan beruang madu sebagai spesies yang menarik dan kompleks dalam ekosistem hutan hujan tropis.
Habitat dan Penyebaran
Beruang madu (Helarctos malayanus) memiliki habitat yang bervariasi, yang meliputi hutan hujan tropis primer dan sekunder, serta lahan pertanian. Hutan-hutan ini menjadi lingkungan yang ideal bagi mereka, di mana mereka dapat mencari makanan dan berkembang biak.
Secara khusus, habitat utama mereka berada di dataran rendah dengan ketinggian hingga 1.500 meter, cocok untuk aktivitas berburu serangga, nektar, dan buah-buahan. Akan tetapi, proses konversi lahan menjadi permukiman dan pertanian telah menyebabkan penurunan luas habitat alami mereka, yang mengancam keberlangsungan populasi beruang madu di alam liar.
Penyebaran beruang madu mencakup beberapa wilayah di Asia Tenggara, termasuk pulau Kalimantan, Sumatra, Indocina, Cina Selatan, dan Burma. Di Indonesia, mereka banyak ditemukan di kawasan hutan Kalimantan, yang dikenal sebagai pusat keberadaan spesies ini.
Namun, dengan adanya tekanan dari aktivitas manusia, seperti deforestasi dan perambahan lahan, jumlah populasi beruang madu semakin terdesak dan tersebar dalam kawasan yang semakin terbatas. Penting untuk melakukan upaya konservasi dalam menjaga habitat dan mendukung penyebaran beruang madu, terutama di lingkungan yang baru dikembangkan seperti Ibu Kota Nusantara (IKN).
Baca Juga: Jokowi Pastikan Keppres IKN Diteken Prabowo untuk Keberlanjutan Proyek Pemindahan Ibu Kota
Status Konservasi dan Ancaman
Status konservasi beruang madu (Helarctos malayanus) ditetapkan sebagai “Rentan” (Vulnerable) oleh International Union for Conservation of Nature (IUCN). Selain itu, spesies ini juga dilindungi oleh peraturan lokal, termasuk Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia, yaitu Permen LHK Nomor 106 Tahun 2018 tentang pengawetan tumbuhan dan satwa. Pengawasan dan perlindungan ini diperlukan karena beruang madu menghadapi risiko signifikan akibat hilangnya habitat dan ancaman lainnya.
Ancaman utama yang dihadapi beruang madu adalah hilangnya habitat yang disebabkan oleh deforestasi dan perburuan ilegal. Degradasi dan fragmentasi habitat hutan tropis merupakan faktor penyebab yang mengancam populasi beruang madu. Karena mengurangi ruang hidup dan sumber makanan mereka. Konservasi yang efektif sangat penting untuk melindungi spesies ini dari kepunahan, termasuk upaya-rehabilitasi habitat dan penguatan regulasi untuk mencegah perburuan.
Upaya Pelestarian di IKN
Upaya pelestarian spesies, termasuk beruang madu, di Ibu Kota Nusantara (IKN) melibatkan peluncuran Rencana Induk Pengelolaan Keanekaragaman Hayati. Rencana ini bertujuan untuk menjadikan IKN sebagai kawasan yang harmonis antara pembangunan infrastruktur dan kelestarian lingkungan.
Dalam rencana ini, Otorita IKN (OIKN) telah mengidentifikasi tujuh wilayah dengan keanekaragaman hayati tinggi. Dan berkomitmen untuk menjaga 65% dari wilayah IKN sebagai kawasan lindung. Melalui strategi ini, diharapkan habitat alami beruang madu dan spesies lainnya dapat terlindungi sembari mendukung pembangunan yang berkelanjutan.
Salah satu inisiatif penting dalam pelestarian adalah pembangunan koridor satwa untuk menghubungkan hutan-hutan. Di sekitar IKN, seperti Hutan Lindung Sungai Wain dan Taman Hutan Raya Bukit Soeharto. Koridor ini dirancang untuk memastikan satwa liar, termasuk beruang madu, dapat berpindah dengan aman antar habitat. Mengurangi kemungkinan konflik antara manusia dan satwa.
Selain itu, keterlibatan masyarakat dalam praktik konservasi juga menjadi faktor kunci. Dengan program edukasi yang bertujuan meningkatkan kesadaran tentang pentingnya pelestarian keanekaragaman hayati. Dengan pendekatan yang komprehensif ini, OIKN berharap dapat menciptakan lingkungan yang seimbang dan lestari untuk semua spesies di IKN. Klik link berikut untuk mengetahui apa saja yang akan kami update mengenai berita IKN dan berita viral keppoo.id.